INCIDENT COMMAND SYSTEM
Dalam sistem yang terpadu hanya ada satu komando untuk semua instansi, Kesehatan, Polisi, Tentara dan lain-lain. Dikenal dengan nama : Manajemen penanggulangan Bencana.
Incident Command System adalah : Suatu sistem yang fleksibel untuk mengelola sumber daya manusia dan sarana yang tersedia.
Tidak semua sektor disiapkan dalam setiap kejadian.
Umumnya ICS Memiliki : Komando/Pengendali, Operasi, Logistik, Perencanaan dan Keuangan.
SEKTOR TANGGAP DARURAT KESEHATAN
Sistem tanggap darurat medis :
1. Pos Pengendali ( Incident Command )
2. Ekstrikasi.
3. Perawatan.
4. Transportasi.
5. Staging.
6. Pendukung ( termasuk pemasok )
7. Triage.
Ekstrikasi meliputi :
Bertanggung jawab untuk membebaskan para korban yang terjebak di tempat kejadian.
Sektor ini juga meliputi upaya pertolongan tehnis, penilaian dini dan triage penderita untuk dikirim ke sektor perawatan dan transport.
Perawatan korban hanya penilaian dini dan perawatan cedera yang dapat mengancam nyawa saja yang dilakukan sektor ini.
Bila dianggap perlu maka korban ditangani sektor triage bila ada.
Semua perawatan lain di sektor perawatan.
Perawatan meliputi :
Sektor perawatan bertugas memberikan perawatan lanjutan bagi para korban setelah mereka diserahterimakan dari sektor ekstrikasi dan triage.
Disini penilaian penderita dilakukan secara lengkap.
Mungkin para korban dipilah lagi berdasar prioritas pertolongan.
Transportasi meliputi :
Bersama pos komando mengatur pengiriman penderita ke rumah sakit.
Kegiatannya cukup komplek karena memperhatikan fasilitas rs, daya tampung, ambulans, dan sarana transportasi lain yang tersedia.
Sirkulasi kendaraan diatur sektor staging.
Staging meliputi :
Sangat diperlukan dalam kejadian skala besar.
Koordinasi pergerakan kendaraan, institusi yang melakukan pertolongan termasuk media diatur oleh sektor ini.
Sektor ini memasok sarana bantuan lain – lain bila diperlukan.
Pendukung meliputi :
Bertanggung jawab menyediakan tenaga, sarana dan bahan tambahan yg diperlukan oleh sektor lain.
Sektor ini mnegkoordinasikan sarana dan prasarana medis serta mengatur tim bantuan medis yang datang.
Ada kalanya berkoordinasi dgn sektor staging dan transpor.
Semua bantuan yg datang ditempatkan di sektor staging.
Triage meliputi :
Bersifat opsional, semua personil yg ditempatkan disektor ekstrikasi dan perawatan harus melakukan penilaian berskala secara teratur untuk menentukan prioritas pertolongannya.
Pada beberapa kejadian mungkin diperlukan sektor triage yang diletakkan berdekatan dengan sektor ekstrikasi dan perawatan.
Sektor triage ini biasanya melakukan penilaian penderita, menandai, dan memindahkan penderita ke areal perawatan yg sudah disiapkan.
1. Komponen lainnya adalah penanggung jawab keselamatan ( safety officer ) yg bertugas menjaga keselamatan di tempat kejadian.
2. Orang ini tidak boleh turun langsung dalam proses pertolongan, namun harus memastikan semua tindakan dilakukan dengan aman dan sedapat mungkin aturan serta dasar – dasar keselamatan dipenuhi.
PERTOLONGAN KORBAN BANYAK
• Salah satu kejadian yg menantang bagi penolong adalah pertolongan korban banyak.
• Korban banyak dapat dinyatakan bila jumlahnya sekurang – kurangnya tiga atau jumlah korban melebihi tim penolong yg tiba pertama kali di tempat kejadian.
Peran Penolong Pada Situasi Korban Banyak meliputi :
• Tugas penolong yg tiba pertama kali :
1. Mendirikan posko atau tempat berkumpul.
2. Menilai keadaan.
3. Meminta bantuan.
4. Mulai melakukan triase.
Penilaian Keadaan meliputi :
• Beberapa hal utk menilai keadaan :
1. Keamanan tempat kejadian.
2. Jumlah penderita.
3. Perlu atau tidak tindakan ekstrikasi atau peralatan khusus.
4. Perkiraan jumlah ambulans yang diperlukan.
5. Faktor lain yg dapat mempengaruhi keadaan dan sarana.
6. Tempat utk staging seandainya diperlukan
Berikan laporan awal ke pusat, sederhana dan singkat dan jelas bahwa keadaan yg dihadapi adalah keadaan khusus korban banyak.
TRIASE
Triase adalah : Menyortir
Triase berasal dari Bahasa Prancis Triage yang artinya adalah :
Tindakan Melakukan Penilaian Secara Cepat Dan Menentukan Prioritas Pertolongan, Baik Untuk Perawatan Maupun Transportasi Ke Fasilitas Kesehatan Utk Memperoleh Perawatan Sesuai Keadaannya.
Triase Dengan Sistem Start meliputi :
1. Start : simpel triase rapid treatment
2. Dikenal juga dengan akronim rpm : respirasi – perfusi – mental status.
Prosedurnya meliputi :
1. Sebelum memulai pemeriksaan triase officer memanggil merespon korban didaerah bencana misalnya dengan kalimat ‘ yang bisa mendengarkan suara, mohon kemari ‘
2. Korban yg bisa berjalan atau trauma ringan yang menuju arah suara diberi label hijau dan diamankan, toh baru memasuki daerah bahaya dan memulai prosedur RPM.
Respirasi meliputi :
1. Jika korban diperiksa rata – rata ventilasi dan adekuatnya.
2. Jika korban tidak bernapas, periksa apakah ada benda asing yang menyebabkan obstruksi dan ambil benda tersebut.
3. Reposisi kepala korban.
4. Jika prosedur diatas tidak membantu inisisasi napas ( napas tetap - ) tandai warna hitam.
5. Jika pernapasan > 30 / menit tandai (tag) warna merah.
6. Jika pernapasan < 30 / menit, jangan tandai teruskan pemeriksaan perfusi.
Sirkulasi Darah Perfusi meliputi :
1. Cara termudah adalah pengisian kapiler.
2. Jika > 2 detik tandai ( tag ) warna merah.
3. Jika < 2 detik jangan ditandai dilanjutkan pemeriksaan mental status.
4. Jika pemeriksaan kapiler tidak diketemukan, palpas arteri radialis jika ( - ) biasanya tekanan sistolik < 80 mm hg.
5. Tehnik kontrol pendarahan akan banyak digunakan misalnya dengan penekanan langsung dan peninggian ekstrimitas bawah. penggunaan walking wounded ( orang yg trauma ringan ) untuk membantu mengontrol pendarahan bagi diri korban sendiri atau untuk korban lain.
Mental Status meliputi :
1. Dilakukan jika korban respirasi dan perfusinya baik
2. Penolong meminta korban utk mengikuti perintah sederhana seperti membuka / menutup mata, gerakan jari dsb.
3. Jika korban tidak mengikuti perintah tandai ( tag ) warna merah
4. Jika dapat mengikuti perintah tandai ( tag ) warna kuning.
STUDI KASUS EVAKUASI
I. Pada hari sabtu tanggal 13 agustus 2005 di pucak gunung merapi terjadi hujan deras selama 3 jam, dari jam 05.00 wib dan didaerah rawan bencana yaitu desa kaliurang kecamatana srumbung terjadi hujan dan angin ribut,yang mengakibatkan terjadinya lahar dingin dan tumbangnya pohon pohon didesa. Juga mengakibatkan robohnya rumah-rumah penduduk dan jatuhnya korban jiwa.
II. Peritah dari ketua satlak pbp kabupaten magelang penduduk desa kaliurang dan sekitarnya harus diungsikan, untuk itu semua satgas melaksanakan tugas sesuai tupoksinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar